(Studi Kasus Pada Petani Sawah Di Desa Karang
Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lampung Selatan)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan akar
penyebab kemiskinan di bidang petani dan untuk menentukan faktor pembatas dalam
petani padi dalam mengatasi kemiskinan. Kegunaan dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi untuk para petani yang ada di seluruh Indonesia,
khususnya di desa, sehingga pemerintah daerah memperhatikan petani padi di
desa. Atas dasar ini dibahas dalam rumusan masalah yang mencakup apa akar
penyebab kemiskinan petani padi di Indonesia, khususnya
di Desa Karang Anyar , Kecamatan Jati
Agung, Kabupaten Lampung Selatan, dan apa yang menjadi hambatan dan faktor pembatas
di Desa Karang Anyar , Kecamatan Jati
Agung, Kabupaten Lampung Selatan
dalam mengatasi kemiskinan. Besarnya peranan di sector pertanian di Indonesia
memberikan motivasi masyarakat untuk memiliki lahan pertanian yang dapat dijadikan
sebagai sumber produksi. Petani berupaya meningkatkan cara untuk melakukan
deversifikasi pertanian selain menambahkan luas lahan. Hal ini dikarenakan
masyarakat petani kehidupannya bergantung pada tanah sebagai sarana produksi.
Dengan memiliki lahan pertanian tersebut, petani akan dapat meningkatkan
pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidup bagi keluarganya. Untuk menyelesaikan masalah ini saya ingin tujuan tersebut bisa terselesaikan, dengan
menggunakan metode filsafat yang
didalamnya terdapat unsur ontologis, epistimologi dan juga aksiologis, saya
memperoleh sumber berdasarkan metode filsafat tersebut. Perolehan informasi dan
data yang dibahas dalam jurnal ini murni dari sumber-sumber yang ada di
internet dan buku, lalu studi
kasus yang terdapat didalamnya
juga berasal dari internet dengan sumber yang terpercaya.
Kata kunci: kemiskinan,
lahan petani, petani padi, sawah
PENDAHULUAN
Prioritas pembangunan di Indonesia diletakkan
pada pembangunan bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian.
Pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan produksi petani guna
memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri, meningkatkan
ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja dan
mendorong pemerataan kesempatan berusaha. Besarnya peranan di sector pertanian
di Indonesia memberikan motivasi masyarakat untuk memiliki lahan pertanian yang
dapat dijadikan sebagai sumber produksi. Petani berupaya meningkatkan cara
untuk melakukan deversifikasi pertanian selain menambahkan luas lahan. Hal ini
dikarenakan masyarakat petani kehidupannya bergantung pada tanah sebagai sarana
produksi. Dengan memiliki lahan pertanian tersebut, petani akan dapat
meningkatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidup bagi keluarganya.
Luasnya lahan persawahan di Indonesia ternyata
tidak mampu membuat taraf hidup petani meningkat. Masih banyak petani sawah
yang mengalami kesulitan dalam menjalani hidup, dalam hal ini adalah
kesejahteraan ekonomi. Banyak petani sawah didesa-desa berada dalam garis kemiskinan. Hal ini
disebabkan karena meningkatnya berbagai kebutuhan hidup, baik kebutuhan
sekunder maupun kebutuhan primer dan juga karena terjadinya krisis ekonomi yang
tidak kunjung terselesaikan. Inilah yang
membuat para petani miskin
semakin kewalahan dalam memperbaiki perekonomian. Kemiskinan merupakan suatu
masalah yang timbul akibat dari kekurangan dalam diri manusia atau skill manusia itu sendiri, seperti dari faktor
ekonomi, sosial psikologis dan kebudayaan setiap masyarakat, norma yang
bersangkutan dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan, serta penyesuaian diri
individu dalam kelompok sosial. Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan
dimana seseorang tidak sanggup melihat dirinya sesuai dengan taraf hidup
kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental dan fisiknya
dalam kelompok. Kemiskinan merupakan problematika yang sifatnya
multidimensional, karena kemiskinan tidak hanya melibatkan faktor ekonomi akan
tetapi juga akan terkait dengan aspek sosial budaya dan struktural politik.
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa
hadir ditengah masyarakat berkembang. Dalam konteks masyarakat Indonesia,
masalah kemiskinan juga merupakan sebuah masalah sosial yang senantiasa relevan
untuk dikaji secara terus menerus. Pada masyarakat pedesaan, faktor kemiskinan
menyebabkan masalah ketenagakerjaan. Umumnya pekerja di pedesaan melakukan
jenis pekerjaan lebih dari satu hal ini disebabkan karena pekerjaan sebagai
petani dianggap bukan sebagai mata pencaharian utama dalam meningkatkan
pendapatan keluarganya. Oleh karena itu petani melakukan pekerjaan lain diluar
status mereka sebagai petani dengan harapan dapat menambah pendapatan guna
memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan fenomena tersebut, maka penting kiranya
untuk membahas tentang kemiskinan pada masyarakat petani, karena fenomena kemiskinan
terhadap kehidupan masyarakat petani telah menjadi masalah sosial yang belum
terselesaikan hingga saat ini.
Untuk itu, peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Fenomena Kemiskinan Pada Masyarakat Petani
Sawah, dengan studi kasus di Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten
Lampung Selatan”.
Kemiskinan adalah kurangnya pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Mereka dikatakan berada di bawah garis
kemiskinan apabila pendapatan mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang
paling pokok, seperti pangan, pakaian, tempat tinggal, dan lain-lain. Kaitannya
dengan fenomena dalam penelitian ini adalah melihat Fenomena kemiskinan bukan
hanya terbatas kepada kurangnya keuangan, melainkan melebar kepada kurangnya
kreatifitas, inovasi kurangnya kesempatan untuk bersosialisasi dengan berbagai
potensi dan sumber daya yang ada, atau secara khusus persoalan itu telah
melingkar diantara lemahnya penyeimbangan potensi diri dan tertutupnya
potensi diri untuk berkembang di
masyarakat, semua itu akan berlangsung apabila proses marjinalisasi dan pihak
yang berkuasa berlangsung pula.
Petani adalah seorang yang
mempunyai profesi bercocok tanam (menanam tumbuh- tumbuhan) dengan maksud
tumbuh-tumbuhan dapat berkembang biak menjadi lebih banyak serta untuk dipungut
hasilnya, tujuan menanam tumbuh-tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup yaitu
dapat dimakan manusia dan hewan peliharaanya. Sedangkan Masyarakat petani
disini identik dengan masyarakat yang bermukim di daerah pedesaan yang mengolah
usaha pertanian dan merupakan mata pencahariannya sebagai petani, mereka memanfaatkan sumber daya alam untuk
keperluan hidup dengan sistem pengolahan
masih tergolong sederahana. Adapun
pekerjaan lain yang dilakukan adalah pekerjaan sampingan, seperti tukang kayu,
pedagang, pengrajin, dan lain-lainnya.
Pengertian petani miskin
adalah tenaga kerja upahan jika ditinjau dari aspek ekonomi dicirikan salah
satunya yakni, Pendapatan rumah tangga petani rendah termasuk usaha di luar
usaha tani, Petani tersebut disebut miskin bila tingkat pendapatan per kapita
pertahun kurang dari 320 kilogram setara beras untuk daerah pedesaan. Ciri khas petani miskin diatas tidak berdiri sendiri, melainkan
saling berkaitan erat satu sama lain serta saling pengaruh-mempengaruhi,
penilaian terhadap seorang petani apakah dia termasuk petani miskin atau tidak.
di negeri ini para petani merupakan golongan yang terendah pendapatannya,
penyebab utama di karenakan oleh produksi mereka yang rendah. Produksi yang
rendah itu disebabkan oleh lahan usaha tani sangat sempit dan di kelola dengan
teknologi sederhana serta peralatan yang terbatas. Keadaan itu lebih buruk lagi
jika lahan garapan milik orang orang lain yang harus di bayar uang sewa atau
bagi hasil dengan beban penggarap menanggung semua pupuk, bibit, dan pengolahan
hingga massa panen.
Petani sawah adalah seorang yang mempunyai
profesi bercocok tanam di sawah dengan maksudtanaman dapat berkembang biak
menjadi lebih banyak serta untuk dipungut hasilnya. Tujuan menanam adalah agar
hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Selanjutnya
Petani sawah adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis lahan basah
utamanya terhadap cara melakukan pengelolaan tanah terhadap tujuan untuk
menumbuhkan dan memelihara padi, terhadap harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan
sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain.
METODE PENELITIAN
Tipe penelitian yang dipakai menggunakan Metode
Filsafat yang berdasarkan
pada unsur filsafat itu sendiri yang didalamnya mencakup ontologis,
epistimologi dan aksiologi. Dengan
menggunakan metode ini yang berarti memahami atau pemahaman, yang memungkinkan
seseorang bisa memahami apa yang diyakini oleh orang lain tanpa prasangka
tertentu. Adapun yang menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini adalah
mengkaji apa saja yang menjadi factor penyebab dan penghambat kemiskinan pada
masyarakat petani sawah di Desa Karang
Anyar Kecamatan Jati Agung Kab. Lampung Selatan. Penelitian dilakukan di
wilayah Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan.
Adapun informan pada penelitian ini adalah para petani sawah yang keadaan
ekonominya lemah, yang dianggap mampu memberikan data yang akurat tentang apa
yang akan ingin dicapai dalam penelitian ini. Dan sumber ini diambil murni dari internet.
Jumlah informan dalam penelitian ini tidak
ditentukan melainkan disesuaikan dengan kebutuhan dalam penelitian ini artinya
kalaupun dianggap sudah cukup informasi untuk penelitian ini berapapun informan
yang di minta untuk memperoleh informasi di anggap cukup, dimana dalam
menentukan informan dilakukan dengan cara teknik (purposive sampling) yang
dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria tertentu yaitu petani sawah. Dalam
penentuan informan, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena
dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka
peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data
yang diberikan oleh dua orang
sebelumnya. Begitu pun seterusnya, sehingga jumlah informan yang peneliti
temukan sebanyak lima orang. Identitas informan yang dipilih didasarkan atas
beberapa identifikasi seperti, Nama, Umur, Agama, Jenis kelamin, Alamat,
Pendidikan terakhir, Status dalam keluarga, dan sudah berapa lama dia menjadi
Petani sawah.
PEMBAHASAN
A. Faktor
Penyebab Terjadinya Kemiskinan pada Petani Sawah
Seiring pergeseran
peningkatan pendapatan, proporsi pola pengeluaran untuk pangan akan menurun dan
meningkatnya pengeluaran untuk kebutuhan non pangan, salah satu indikator
tingkat kesejahteraan petani padi sawah adalah luas lahan yang diusahakan
petani, apabila luas lahan yang dimiliki oleh petani lebih kecil dari luas
lahan standar maka petani masih belum bisa memenuhi kebutuhannya. Untuk
mengetahui faktor penyebab terjadinya kemiskinan pada petani sawah di Desa
Karang Anyar maka perlu dijelaskan kondisi petani sawah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian
ini dijelaskan beberapa segi penghasilan sebagai petani sawah. Adapun faktor
penyebab terjadinya kemiskinan pada petani sawah yaitu :
1. Kemiskinan
Disebabkan Etos Kerja
Tata cara seseorang dalam
melakukan suatu pekerjaan, dimana pekerjaan tersebut di imbangi dengan suatu
target atau harapan, Karena tidak dapat dipungkiri tinggi rendahnya pendapatan
suatu rumah tangga itu tidak terlepas dari cara kerja atau etos kerja seseorang
dalam meningkatkan tingkat pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Hal
inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab kemiskinan terjadi dimasyarakat,
dimana seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan itu disertai dengan etos kerja
yang baik atau memiliki keinginan untuk merubah cara kerja demi merubah tingkat
pendapatan yang lebih baik, dengan demikian sedikit banyaknya dapat membantu
dalam mensejahterakan keluarganya.
Sebaliknya bagi masyarakat
dibawah garis kemiskinan tidak akan membantu mereka dalam meningkatkan pendapatan
bagi keluarganya tanpa dibarengi dengan cara kerja yang baik, yang selalu
memiliki hasrat yang tinggi untuk merubah keadaan perekonomian yang lebih baik
bagi keluarganya. Dengan demikian peningkatan pendapatan itu tidak terlepas
dari etos kerja yang baik tersebut. hal ini berbanding terbalik apa yang
ditemukan peneliti dilapangan dimana para petani sawah tersebut mudah merasa
cukup dengan keadaan pendapatan mereka tanpa adanya hasrat yang lebih baik
untuk menggapai suatu keadaan ekonomi keluarga yang lebih baik. Hal ini tentu
berpengaruh bagi keadaan pendapatan petani sawah, dimana petani sawah mengalami
kesulitan untuk merubah keadaan ekonomi keluarganya. ini mengambarkan bahwa
petani sawah sendiri belum ada hasrat yang tinggi untuk merubah pendapatannya
guna memenuhi segala kebutuhan keluarganya, dengan hal demikian masyarakat
petani kenapa selalu terjerat garis kemiskinan dikarenakan faktor yang
menyebabkan mereka miskin itu disebabkan oleh mereka sendiri dengan tidak
adanya suatu keingin yang lebih bukan hanya sebatas makan sehari-hari dan
menyekolahkan anak-anaknya.
2. Kemiskinan
Disebabkan Tekanan Harga
Tekanan terhadap harga
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya suatu kemiskinaan karena hal
tersebut menyangkut dengan tingkat pendapatan sesorang dalam meningkatkan
pendapatan guna memenuhi segala kebutuhan keluarganya. Hal semacam tekanan harga tersebut biasanya
terjadi dan yang merasakan yakni masyarakat kecil dalam hal ini petani sawah
yang masih dibawah garis kemiskinan. Dimana dengan kondisi tersebut dimanfaatkan sesorang untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dalam hal ini para agen-agen penjual
atau tengkulak ataupun orang-orang yang memiliki kepentingan dari kondisi
tersebut, tentu yang mengalami kesulitan ataupun yang
dirugikan dalam hal ini adalah para masyarakat yang masih dibawah garis
kemiskinan atau petani sawah yang miskin dimana mereka mengalami kesulitan
dalam meningkatan baik dalam kualitas untuk penggarapan maupun kualitas hasil
yang akan di dapat. seperti yang ditemukan
peneliti dilapangan bahwa murahnya harga penjualan hasil persawahan dalam hal
ini gabah disertai dengan mahalnya dan sulitnya memperoleh pupuk menyulitkan
para petani sawah dalam meningkatkan pendapatan guna
memenuhi kebutuhan keluarganya.
3. Kemiskinan
Disebabkan Penghasilan Yang Rendah
Penghasilan petani sawah
demi kesejahteraan keluarganya serta untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan
dan papan, ialah pendapatan yang dihasilkan petani sawah dalam setiap kali
panen di Desa Karang Anyar merupakan indikator penyebab adanya kemiskinan pada
petani sawah. Penghasilan
informan yang dikategorikan sangat rendah: (SR)
ialah yang menghasilkan
gabah kurang dari
2 ton/Ha setiap
panen, dan yang dikategorikan rendah (R) ialah yang
menghasilkan 2 sampai <7 ton, serta yang dikategorikan tinggi (T) ialah yang
menghasilkan gabah 7 sampai <10 ton, dan ada juga yang dikategorikan sangat
tinggi (ST) berkisar sampai 10 ton ke atas (>10,0 ton) setiap kali panen.
Adapun data yang diperoleh dari lapangan bahwa pendapatan dari hasil pengolahan
sawah sangat tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuan hidup sehari-hari
mereka. Dilihat dari jumlah hasil panen yang begitu minim dan harga penjualan
padi yang begitu rendah, serta perlengkapan untuk menggarap sawah yang sangat
besar biayanya. Ini membuat para petani kewalahan dalam mengelola sawah dan
membuat mereka terjebak dalam kemiskinan.
4. Kemiskinan
Disebabkan Pola Hidup
Tingkat
kehidupan suatu masyarakat dapat dicerminkan oleh pola pengeluaran rumah
tangga. Tinggi rendahnya pendapatan rumah tangga akan berpengaruh terhadap pola
pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran tersebut dibedakan atas pengeluaran untuk
kebutuhan pangan dan kebutuhan bukan pangan. Bagi keluarga yang berpendapatan
terbatas/rendah. maka proporsi pendapatannya akan lebih banyak ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan pangan berupa bahan makanan dan minuman. Sebaliknya bagi
rumah tangga yang berpenghasilan tinggi, proporsi pendapatannya sebagian besar
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier di luar bahan makanan
dan minuman, Oleh karena itu pola pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan
indikator kesejahteraan yang mencerminkan tingkat kehidupan rumah tangga.
Adapun
data yang diperoleh dari beberapa informan bahwa terjadi pola hidup yang sangat
memprihatinkan bagi para petani sawah baik dari pola makan maupun pola
berpakaian. Ini dikarenakan penghasilan yang minim namun kebutuhan keluarga
sangat banyak. Lebih lagi ketika kebutuhan seorang anak yang terkadang harus
dipenuhi, baik dari kesehatannya maupun gaya hidupnya yang selalu mengikuti tren mode.
B. Faktor
Penghambat Petani Sawah Dalam Mengatasi Kemiskinan
Dalam penelitian kali ini
berpatokan untuk mencari tahu faktor yang menjadi penghambat petani sawah dalam
mengatasi kemiskinan. adapun faktor penghambat petani sawah dalam mengatasi
kemiskinan sebagai berikut:
1.
Bantuan Pemerintah Belum Maksimal
Pemerintah
tidak pernah berhenti memberikan perhatian untuk memakmurkan rakyatnya. Begitu
banyaknya program bantuan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Optimalisasi dan efisiensi program program yang
melindungi rakyat bawah terus digalakkan. Hal tersebut sebagai bentuk kewajiban
yang harus dilaksanakan pemerintah sebagaimana yang selalu terlihat dalam
program programnya. Akan tetapi hal yang berbeda ditemukan dilapangan
berasarkan informasi informan bahwa pemerintah belum maksimal dalam menjalankan
programnya, dilihat dari bentuk bantuan dalam pengadaan traktor dan benih padi.
Pemerintah juga kurang memperhatikan petani akibatnya pemerintah tidak memahami
apa-apa saja yang menjadi penghambat
petani dalam mengelolah sawahnya, seperti keterbatasannya pupuk organik di toko-toko terdekat dan
pengairan ke persawahan petani masih sangat terbatas karena ketika musim kering
datang banyaknya lahan persawahan yang mengalamai gagal panen akibat kekurangan
air.
2.
Teknik Pengelolaan Sawah
Adapun data yang diperoleh
dari lapangan bahwa Sampai saat ini para petani hanya menggunakan alat
tradisional untuk menggarap maupun ketika memanen hasil pertaniannya walaupun
ada sebagian yang memakai alat modern seperti traktor akan tetapi alat tersebut
sangat menyulitkan para petani karena akan mengeluarkan biaya yang cukup tinggi
disebabkan biaya sewa teraktor tersebut sangat mahal. Dan inilah salah satu penghambat para petani
sawah dalam menghadapi masalah kemiskinan yang mereka alami.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uraian
penelitian yang telah dipaparkan, beberapa poin yang dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Petani sawah masih
mengalami masalah ekonomi, dilihat dari hasil penjulan panen yang didapat atau
tingkat hasil produksi sawah yang menjadikan hal ini sebagai salah satu faktor
yang melandasi terjadinya kemiskinan yang mereka alami.
2. Pendapatan
dari hasil pengolahan sawah sangat tidak memungkinkan untuk memenuhi kehidupan
mereka. Dilihat dari jumlah hasil panen yang begitu minim dan harga penjualan
padi yang begitu rendah, serta perlengkapan untuk menggarap sawah yang sangat
besar biayanya. Ini membuat para petani kewalahan dalam mengelola sawah dan
membuat mereka terjebak dalam kemiskinan.
3. Kebijakan
pemerintah belum bisa mengatasi masalah kemiskinan khususnya bagi para petani
sawah disebabkan karena kurangnya perhatian serta bantuan pemerintah dalam
peningkatan produksi hasil panen.
4. Terjadi
pola hidup yang sangat memprihatinkan bagi para petani sawah baik dari pola
makan maupun pola berpakaian. Ini dikarenakan penghasilan yang minim namun
kebutuhan keluarga sangat banyak. Lebih lagi ketika kebutuhan seorang anak yang
terkadang harus dipenuhi, baik dari kesehatannya maupun gaya hidupnya yang
selalu mengikuti tren mode.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 1994. Sosiologi Skematika, teori dan terapan. Jakarta: Bumi
Aksara
Bagong, Suyanto. 1996. Perangkat kemiskinan
problema dan strategi pengentasannya dalam pembangunan. Jakarta : Aditya Media
Kusnadi. 1996. Kamus istilah pertanian.
Yogyakarta
Milles, M.B dan A.M Humberman. 1992. Analisis
data kualitatif. Jakarta : Jakarta. Mubyarto, Kartodirdjo. 1988. Pembangunan
pedesaan di indonesia. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta
Moleong, Lexy J. 2000. Metode penelitian
kualitatif. Bandung .PT. remaja rosdakarya Sayogyo. 1982. Bunga rampai
perekonomian desa.Yogyakarta : Gadjah mada University Press
Sayogyo.1999. Sosiologi pedesaan. Yogyakarta :
Gadjamada University Prees
Tag :
Jurnal,
publikasi ilmiah
0 Komentar untuk "FENOMENA KEMISKINAN PADA MASYARAKAT PETANI SAWAH"